Selasa, 24 Februari 2009

Pemuda Kristen Sebagai Garam dan Terang Bangsa


Pemuda Kristen Sebagai Garam dan Terang Bangsa
( Refleksi Kritis Tentang Kehidupan Pemuda Kristen Diera Kekinian )
Oleh :

FROFIDIERMAN SONIK PURBA

Berbicara tentang sejarah bangsa Indonesia maka tidak akan bisa terlepas dari konteks kepemudaan Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari peran dan fungsi pemuda yang sangat signifikan terhadap perjalanan bangsa ini. Pemuda yang merupakan salah satu elemen kekuatan bangsa telah mampu memberikan warna tersendiri didalam membangun bangsa ini.
Ditiap momentum sejarah bangsa ini, pemuda sering kali menjadi motor penggerak didalam menciptakan suatu perubahan yang progresif-revolusioner untuk mengeluarkan bangsa ini dari kemelaratan politik, sosial maupun kemelaratan moral bangsa. Sebelum Indonesia merdeka, pemuda sangat berperan sekali didalam membebaskan bangsa ini dari hegemoni penjajah baik yang dilakukan dengan perjuangan secara fisik seperti perang terbuka maupun perjuangan non fisik seperti melaksanakan pendidikan politik rakyat melalui organisasi kepemudaan maupun lobi-lobi internasional untuk memperoleh pengakuan kedaulatan negeri ini. Salah satu karya pemuda-pemuda Indonesia yang sampai sekarang menjadi spirit pemersatu bangsa adalah lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang sangat bersejarah ini sebagai kekuatan baru atau komitmen sakral untuk menyatukan elemen-elemen pemuda yang berasal dari suku, agama maupun ras yang berbeda dari Sabang sampai Merauke didalam cengkaraman Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yakni berbangsa ,berbahasa dan bertanah air satu. Disamping itu, salah satu peristiwa sejarah monumental yang menceritakan peran pemuda adalah ketika Indonesia akan memproklamirkan kemerdekaannya. Ketika pemuda yang dalam sejarah bangsa dinamakan golongan muda telah mengetahui Jepang telah menyerah kepada Sekutu pada Perang Pasifik (Perang Asia Timur Raya) tahun 1945, maka mereka pun memaksa Soekarno dan Muhammad Hatta yang dinamakan golongan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dimana pada waktu itu pahlawan proklamator kita itu penuh dengan pertimbangan-pertimbangan untuk mendeklarasikan kemerdekaan bangsa ini, tetapi dengan semangat perjuangan yang berapi-api pemuda pun berhasil meyakinkan The founding father kita itu walaupun dilakukan dengan penculikan tokoh golongan tua tersebut atau yang sering disebut dengan peristiwa Rengasdengklok. Melihat hal tersebut maka dapat kita katakan bahwa pemudalah sebagai aktor intelektual dibalik kemerdekaan bangsa ini.
Diera kekinian ini, dimana masih banyak sekali kita temukan permasalahan-permasalahan bangsa, adakah peran pemuda khususnya pemuda Kristen masih sangat diperlukan untuk melepaskan bangsa ini dari penjajahan kemiskinan, ketidakadilan dan disintegrasi bangsa yang sangat memprihatinkan ?. Kalau pada era sebelum kemerdekaan musuh bangsa ini adalah penjajah seperti Belanda dan Jepang, tetapi diera kekinian musuh kita adalah berasal dari bangsa kita sendiri.
Kondisi realita bangsa saat ini khususnya dikalangan kaum muda Kristen telah mengalami pergeseran pola pikir dan budaya. Banyak dikalangan pemuda Kristen tidak lagi memahami dan menjalankan cita-cita perjuangan para Pahlawan yang telah rela mati demi terciptanya bangsa Indonesia yang merdeka, adil dan, makmur. Banyak pemuda Kristen sekarang yang hanya sibuk memikirkan dirinya sendiri dan terjebak dalam lingkaran hedonisme semu yang membuat semakin terburuknya kehidupan generasi penerus bangsa. Pemuda Kristen banyak yang terjebak dalam lingkaran penyakit zaman abad 21 ini seperti Narkoba, Judi dan HIV/AIDS yang telah memporakporandakan mental dan karakter kaum muda sebagai insan penerus bangsa.
Menjadi Garam dan Terang Bangsa dengan Prestasi
Delapan puluh tahun sudah Hari Sumpah Pemuda 1928 kita peringati. Adakah momen bersejarah tersebut hanya dijadikan peringatan serimonial saja atau dijadikan bahan refleksi untuk berbuat dan berkarya bagi kemajuan negeri ini. Kalau kita dapat memutar sejarah kembali tentunya kita bisa melihat bahwa tiga butir Sumpah Pemuda 1928 yang dicetuskan para pemuda Indonesia bukanlah rumus kode buntut yang hanya berisi hayalan belaka tetapi spirit kita selaku kaum muda Kristen untuk membangun bangsa dengan prestasi dan menyatukan segala perbedaan didalam kebersamaan. Apapun peran yang sedang kita emban baik sebagai mahasiswa, pengusaha, teknorat, atlet, pemain sepak bola politisi, model , artis, penyanyi maupun petani sekalipun hendaknyalah kita tetap menjungjung tinggi nilai-nilai nasionalisme bangsa dan memberikan prestasi di bidang kita masing-masing untuk kemajuan bangsa ini. Soekarno pernah berkata dengan lantang “ Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncang dunia “. Sebagai pemuda Kristen sudah sepantasnyalah kita harus dapat menjadi Garam dan Terang ditengah-tengah bangsa ini. Menjadi garam dan terang bangsa hanya dapat kita buktikan dengan prestasi. Prestasi yang harus kita raih hendaknya mengandung nilai-nilai kebangsaan seperti
Pertama : Berdaya saing
Sebagai pemuda Kristen kita harus mampu bersaing diera globalisasi modern ini. Kita tidak boleh kalah bertarung prestasi baik dari segi Ipteknya, olahraganya atau bahkan kemajuan-kemajuan zaman yang lain.
Kedua : Kemandirian
Kita harus berbenah diri dengan mengandalkan kemandirian yang dapat kita lakukan dengan kewirausahaan. Sumber daya alam kita yang kaya dapat kita jadikan komoditi maupun produk untuk kelangsungan hidup kita dengan tidak hanya mengandalkan pada produk-produk kapitalis. Kita bisa maju dan sukses dari hal-hal yang kecil misalnya menjadi pengusaha keripik ubi atau menjadi pengusaha jamu atau berwirausaha dengan bentuk usaha yang lain asalkan dikremas dengan manajemen yang baik dan keprofesionalan profesi.
Kita tidak boleh malu maupun malas. Kita harus terus belajar dan terus belajar untuk berinovasi secara kreatif diera persaingan global ini.
Ketiga : Berkarakter dan berkebudayaan
Bangsa kita adalah bangsa yang menjungjung tinggi nilai-nilai moralitas. Hal ini harus tetap kita jaga. Keanekaragaman suku, budaya maupun agama hendaknya dapat membentuk kepribadian pemuda yang berkarakter. Kita tidak boleh terkontaminasi dari budaya asing yang negatif yang tidak sesuai dengan nilai-nilai ketimuran kita. Kita lihat bagaimana informasi maupun teknologi yang destruktif dapat membuat anak bangsa jatuh kedalam kehancuran. Satu hal yang pasti, kita sebagai pemuda Kristen harus tetap mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar kiranya kita terlepas dari belenggu penyakit zaman abad 21 seperti Narkoba, Judi dan HIV/AIDS yang sedang mendunia ini.
Kepemimpinan ditengah-tengah Pemuda
Ditengah-tengah permasalahan bangsa yang mengakar ini hendaknyalah kaum muda bersiap dan dipersiapkan untuk memimpin bangsa ini keluar dari keterburukan maupun keterbelakangan. Kita lihat bagaimana Alkitab telah mencatat tokoh-tokoh muda yang telah mampu memimpin bangsa untuk keluar dari ketidakberdayaan. Kita lihat bagaimana Raja Salomo yang walaupun masih muda tetapi terkenal dengan kebijaksanaanya dalam memimpin bangsa Israel sehingga pada waktu itu bangsa Israel menjadi bangsa yang kuat dan disegani bangsa-bangsa lain. Ketokohan dan kepemimpinan Daniel yang terkenal dengan keidealisannya dalam mempertahankan Imannya kepada Tuhan Allah walaupun dia harus dicampakkan ke dalam Gua Singa. Soekarno diusianya yang muda telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia walaupun dia harus ditangkap, diasingkan bahkan dipenjara tetapi semangat dan keberaniannya telah mengalahkan hegemoni kekuasaan penjajah. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh muda yang dapat kita teladani dalam hidup kita untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang berintegritas dan kuat.
Yang menjadi pertanyaan adalah mampukah pemuda Kristen menjadi pemimpin bangsa ini ?.
Untuk menjawab hal tersebut ada beberapa hal yang patut kita perhatikan?
Pertama : Pengalaman. Sering kali kaum muda dikatakan kurang berpengalaman apabila diperhadapkan pada persoalan kepemimpinan. Padahal untuk membangun bangsa ini tidaklah usia hidup yang menjadi tolak ukur tetapi lebih kepada persoalan kemauan, jiwa dan politik will yang baik untuk melepaskan bangsa ini dari keterbelakangan dan keterburukan. Banyak para elit politik dari kaum tua yang telah banyak makan asam garam dipercaturan politik tetapi banyak pula yang terjebak dalam permasalahan hukum. KKN, Penjualan asset negara, Illegal Loging dan bentuk pelanggaran hukum yang lain yang telah dilakukan telah membuat bangsa ini jatuh dalam keterburukan.
Kedua : Perlawanan. Banyak golongan tua yang masih mempertahankan kekuasaan dengan tidak memberikan kepada kaum muda kesempatan untuk memimpin. Seperti kita lihat sekarang banyak golongan tua yang masih mendominasi bursa penCalegan (Calon Legislatif) untuk Pemilu 2009 di tiap-tiap Partai Politik Nasional (Parnas) kita. Banyak kaum tua menganggap kaum muda lemah dalam persoalan kebijaksanaan. Oleh karena itu selaku pemuda Kristen harus arif dan bijaksana dalam menyikapi persoalan bangsa. Kita jangan terjebak kedalam politik praktis kotor yang dapat membuat perpecahan dikalangan pemuda yang ujung-ujungnya dapat menstimulasi maupun menciptakan konflik dan perpecahan ditengah-tengah bumi pertiwi ini. Pemuda Kristen harus mampu menjungjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dengan pemuda-pemuda yang berasal dari suku, ras maupun agama yang berbeda ketika ada perbedaan pendapat dalam hal pengambilan keputusan ditiap aspek kehidupan berbangsa dan bertanah air. Kita memang beda tetapi bukan untuk dibeda-bedakan.
Ketiga : Ketika kaum muda berkuasa. Kaum muda sering diperhadapkan kepada persoalan kecakapan emosi dan kebijaksanaan ketika akan memimpin bangsa ini. Oleh karena alangkah lebih idealnya apabila jiwa semangat perjuangan kaum muda yang berapi-api dipadukan dengan kebijaksanaan yang dimiliki kaum tua.
Penutup
Secara de jure bangsa kita telah merdeka, tetapi secara de fakto bangsa kita belum merdeka dari penjajahan kemiskinan, ketidakadilan, KKN yang merajalela bahkan disintegrasi bangsa. Di 80 Tahun hari Sumpah Pemuda ini, marilah kita putra-putri pertiwi bangun dan bergerak maju memberikan kado terindah bagi bangsa ini dengan menunjukkan prestasi kita. Karena hanya melalui prestasilah kita dapat mengguncang dunia. Semoga !!!

Penulis adalah Pemuda GKPS. Aktivis GmnI dan IMAS-USU
Alamat : Jln Seruling No 30 b Pasar I Padang Bulan Medan
No HP : 081 260 118 003
e-mail : frofidiermanpurba@yahoo.com
Tulisan ini mendapat Peringkat V pada Lomba Karya Tulis Yang Diadakan Kelompok Diskusi dan Aksi Sosial (KDAS) Pada Tanggal 8 November 2008

Tidak ada komentar: